News Breaking
MEDKOM LIVE
wb_sunny

Breaking News

Gandeng BRIN, Pemkot Surabaya Siapkan Kebun Raya Mangrove Surabaya Jadi Pusat Perpustakaan Bakau Dunia

Gandeng BRIN, Pemkot Surabaya Siapkan Kebun Raya Mangrove Surabaya Jadi Pusat Perpustakaan Bakau Dunia

- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya sebagai pusat pengetahuan global atau perpustakaan bakau dunia.

Inisiatif tersebut sejalan dengan upaya memperluas jejaring kerja sama KRM dengan komunitas kebun raya internasional lewat keanggotaan di Botanical Gardens Conservation International (BGCI).

Langkah tersebut dinilai strategis karena memperkuat posisi KRM tidak hanya sebagai pusat konservasi mangrove, tetapi juga laboratorium alam untuk riset dan edukasi berskala global.

Kehadiran KRM Surabaya dalam jaringan BGCI membuka peluang besar untuk berbagi pengetahuan sekaligus mempererat kolaborasi riset lintas negara.

Keanggotaan KRM Surabaya di BGCI juga menjadi bagian dari diplomasi Indonesia di bidang konservasi tumbuhan. Terlebih, ekosistem mangrove merupakan salah satu kekayaan khas kawasan tropis pesisir.

Meski baru berusia dua tahun, KRM Surabaya telah menorehkan prestasi internasional dengan menjadi bagian dari World Mangrove Center (WMC) dan BGCI.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih kepada BRIN atas pendampingan dan bimbingan yang diberikan.

Menurutnya, dukungan dari BRIN menjadi motivasi untuk menjaga dan mengembangkan KRM agar menjadi perpustakaan mangrove dunia dan pusat pengurangan karbon.

"Mendapatkan keanggotaan secara internasional menjadi penyemangat agar KRM menjadi perpustakaan mangrove dunia dan pusat pengurangan karbon,” ujar Wali Kota Eri dalam siaran tertulis yang diterima , Jumat (22/8/2025).

Wali Kota Eri mengungkap bahwa ke depan, pengembangan KRM akan diarahkan pada ketahanan pangan melalui riset silvofishery, yaitu sistem budidaya perikanan terpadu yang menggabungkan tambak dengan hutan mangrove.

“Kolaborasi mangrove dan tambak diharapkan dapat menjaga kelestarian alam. Ketika alam dijaga, Surabaya akan menjadi kota yang bersih dan tenang,” katanya.

Sementara itu, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian mengapresiasi capaian KRM Surabaya dalam perayaan HUT ke-2 KRM di Gunung Anyar, Sabtu (26/7/2025).

Menurutnya, kolaborasi lintas pihak telah berhasil mengubah KRM Surabaya menjadi lanskap konservasi dengan fasilitas publik yang edukatif, inklusif, serta menarik.

Amarulla menekankan pentingnya ekosistem mangrove yang berperan melindungi pantai dari abrasi, menjadi habitat biota pesisir, dan berfungsi sebagai penyerap karbon yang efektif.

"Hanya sedikit kebun raya yang berfokus pada konservasi jenis-jenis tumbuhan mangrove di dunia ini. Dari jumlah yang sangat sedikit, KRM Surabaya adalah salah satu di antaranya," ungkapnya.

Amarulla menilai, pendekatan ilmiah dan kolaboratif akan memperkuat posisi Kebun Raya Mangrove sebagai laboratorium alam yang mampu mengintegrasikan riset, edukasi, dan pemulihan ekosistem berkelanjutan.

“Saya mengajak masyarakat memberikan dukungan agar kebun raya ini dapat menunjukkan kontribusi dan peran strategisnya di bidang konservasi tumbuhan, khususnya tumbuhan mangrove,” imbuh Amarulla.

Perpustakaan mangrove dunia

Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan Ristianto Pribadi berharap, KRM Surabaya dapat menjadi perpustakaan bakau dunia.

“Saat ini, KRM telah memiliki 74 spesies mangrove yang sulit dicapai kebun raya lain,” kata Ristianto.

Hal senada juga disampaikan Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R Hendrian. Ia menilai Pemkot Surabaya berhasil memanfaatkan kawasan mangrove secara cepat dengan lahan yang luas serta aktif dalam jejaring kerja sama internasional.

“Luas lahan terbangun dan termanfaatkan sudah cukup luas. Prestasi ini layak mendapat catatan istimewa,” ungkap Hendrian.

Sementara itu, Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti menyampaikan bahwa sejak peresmian pada 2023, koleksi mangrove KRM Surabaya telah berkembang dari 56 jenis menjadi 74 jenis.

"Kami terus berupaya untuk menambah berbagai jenis mangrove sebagai koleksi di KRM Surabaya," ungkap Antiek.

Antiek juga menuturkan bahwa kerja sama lintas pemangku kepentingan, termasuk BRIN, diharapkan semakin memperkuat peran KRM dalam fungsi konservasi, riset, pendidikan, pariwisata, jasa lingkungan, serta mendukung pengembangan sumber pangan alternatif.

"Mudah-mudahan upaya membangun KRM Surabaya menjadi salah satu sumber pangan bisa segera dioptimalkan,” tuturnya.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar