News Breaking
MEDKOM LIVE
wb_sunny

Breaking News

Inilah Kunci Rahasia Muhammad Yasra Sang Juara Matematika Dunia, Shalat Malam

Inilah Kunci Rahasia Muhammad Yasra Sang Juara Matematika Dunia, Shalat Malam

Satu lagi putra bangsa kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Muhammad Yasya Bahrul Ulum berhasil membawa pulang medali emas dalam ajang International Mathematics Competition (IMC) tingkat mahasiswa tahun 2014.

Yasya berhasil mengalahkan 324 kontestan dari 44 negara dalam kompetisi bergengsi tersebut. Dalam kompetisi ini, para peserta diminta untuk menyelesaikan soal-soal dalam bentuk esai. Pokok bahasan yang dilombakan adalah aljabar, analisis, geometri, dan kombinatorik.

Setiap hari, peserta akan diberikan lima pertanyaan dalam bahasa Inggris dan memiliki waktu dua hari untuk mengerjakannya. "Setiap hari diberikan waktu satu jam," kata Yasya kepada Dream.co.id dari ITS.ac.id pada Selasa, 12 Agustus 2014.

Meski Yasia merasa kurang, ia tetap mengerjakan soal-soal tersebut dan berusaha sebaik mungkin. Ia mengaku ada total tiga soal yang tidak dapat ia pahami. "Bagian kombinatornya tidak bisa saya kerjakan, cukup sulit," katanya.

Namun, mahasiswa Fakultas Teknik Elektro ini berhasil menyabet peringkat emas dengan mengungguli peringkat pertama dengan selisih 30 poin.

Doa Malam: Rahasia Sang Juara Dunia Matematika

Dengan capaian tersebut, ia berhasil melampaui pesaing lain dari perguruan tinggi ternama dunia, seperti Bonn University di Jerman, Yale University di Amerika Serikat, Göttingen University di Jerman, Moscow Institute of Physics and Technology di Rusia, University College London, National Autonomous University of Mexico, University of Illinois at Urbana, dan Nanyang Technological University.

Dari semua peserta, kata Yasha, Israel tetap menjadi lawan terberatnya. "Pemenang hadiah pertama berasal dari Israel," katanya, merujuk pada situs resmi IMC, tempat Israel menempatkan lima siswanya dalam keseluruhan turnamen. Yasha memenangkan satu-satunya medali emas di antara enam perwakilan Indonesia lainnya yang dikirim ke kompetisi tersebut.

Atas prestasinya tersebut, Yasya dianugerahi beasiswa Olimpiade Sains Internasional (OSI) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menempuh pendidikan doktor di perguruan tinggi dunia.

Saat ditanya soal program magister, Yasya mengaku ingin kuliah di fakultas matematika ITB.

Prestasi ini bukan yang pertama bagi Yasin di ajang Olimpiade Matematika, ia selalu meraih prestasi gemilang di ajang bergengsi ini. Sejak SMA, putra pasangan Imam Chumaedi dan Shofi ini sudah beberapa kali menjuarai OSN.

Faktanya, keberhasilan Yasin dalam olimpiade matematika bukan hanya karena kegigihannya dalam belajar dan memecahkan soal. Setiap hari ia menyempatkan diri untuk salat malam.

Ia mengatakan bahwa ia menjalani prosedur tersebut untuk mengembangkan pola pikir yang positif. "Kita dapat mengekspresikan diri, memperkuat keinginan dan motivasi kita," kata pemuda yang kini berusia 20 tahun itu.

Siswa yang gemar bermain game dan sepakbola mini ini berpesan kepada siswa dan siswi lainnya agar tidak malas belajar.

Ia mengatakan bahwa generasi muda adalah generasi penerus yang akan menentukan kemajuan Indonesia. "Jika kita bermalas-malasan, negara kita akan hancur. (mimpi)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar