Wajib Tahu! Kualitas Tidur Bukan Sekadar Istirahat, Ini Pentingnya bagi Kesehatan Mental Gen Z

Mengapa Tidur Begitu Penting?
Tidur yang cukup memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh seperti membantu konsentrasi, mengatur suasana hati, tubuh terasa lebih segar, hingga daya tahan tubuh terhadap stress sehari-hari.
Tidur merupakan proses biologis yang tidak bisa digantikan. Saat seseorang tidur, otak melakukan "pembersihan" dengan mengatur dan memperbaiki ulang jaringan saraf, memperbaiki sel-sel tubuh, dan memeroses memori.
Melansir dari who.int, rata-rata orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur permalam untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental. Jika jam tidur kurang atau tidak cukup maka otak akan kesulitan mengatur emosi dan hormone yang berhubungan dengan kebahagian seperti hormone serotonin dan dopamin.
Sleep Foundation (2023) mengatakan bahwa tidur yang cukup membantu mengurangi resiko gangguan mental, termasuk kecemasan dan depresi berlebihan. Bahkan, kualitas tidur sering dijadikan indikator awal dalam diagnosis kesehatan mental oleh para psikolog dan psikiater.
Dampak Buruk Kurang Tidur
Kurangnya jam tidur tidak hanya membuat seseoang menguap seharian, tetapi juga membawa dampak yang lebih kompleks terhadap kesehatan mental.
Seseorang yang tidak cukup jam tidurnya, cenderung mengalami peningkatan kecemasan karena amigdala, salah satu bagian dari otak yang berperan dalam mengatur emosi menjadi lebih reaktif. Hal inilah yang membuat seseorang merasa lebih mudah cemas, tegang, bahkan tertekan dalam menghadapi rutinitas sehari-hari.
Selain itu, kurang tidur dapat memicu perubahan suasana hati atau istilah yang sering disebut Gen Z dengan mood swing yang tidak menentu. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berujung pada masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Sebuah studi dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa insomnia kronis berhubungan erat dengan peningkatan resiko depresi hingga dua kali lipat. Dampak lainnya yang tidak disadari adalah menurunnya kualitas hidup.
Tidur Berkualitas Bukan Sekedar Lama
Banyak orang mengira bahwa tidur cukup selama delapan jam sudah menjamin tubuh merasa segar atau dengan menggantinya dengan tidur di siang hari bisa membuat tubuh merasa segar. Padahal, kualitas tidur tidak kalah penting dibandingkan durasinya.
Seseorang bisa saja tidur dalam waktu yang lama, tetapi belum tentu bisa bangun dengan perasaan segar. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi seperti lingkungan yang tidak nyaman, pola makan yang tidak terarut, kebiasaan menggunakan gawai sebelum tidur, hingga tingkat stre harian bisa memengaruhi kualitas tidur.
Untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, penting bagi seseorang untuk membangun rutinitas tidur yang sehat. Menetapkan jadwal tidur yang konsisten, mengatur pola makan, membuat lingkungan tidur yang nyaman dan mengurangi penggunaan gawai sebelum tidur.
Selain itu, menghindari konsumsi kafein atau alcohol sebelum tidur, serta sedapat mungkin melakukan aktivitas relaksasi ringan seperti membaca buku, menulis jurnal, atau meditasi bisa menjadi cara sederhana untuk meningkatkan kualitas tidur.
Tidur bagi Gen Z di Indonesia
Gen Z di Indonesia sering kali mengorbankan waktu tidur mereka dan rela begadang untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti, main game, nonton serial hingga pagi, dan nonton bola hingga larut malam.
Fenomena hustle culture yang mendorong seseorang untuk selalu produktif sering kali membuat mereka rela mengorbankan jam tidur. Namun, di sisi lain, kesadaran mengenai kesehatan mental mulai tumbuh seiring dengan maraknya self care di media sosial.
Tidur berkualitas bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan mendasar yang tidak bisa diabaikan. Manfaatnya tidak hanya sebatas membuat tubuh terasa segar, tetapi juga menjaga kestabilan mental, meningkatkan kebahagiaan, dan menunjang produktivitas sehari-hari.
Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, seseorang dapat lebih tenang dalam menghadapi tekanan hidup, lebih fokus dalam bekerja, serta memiliki hubungan sosial yang lebih sehat dan harmonis.
Posting Komentar