Catat Rata-rata 1 Tembakan ke Gawang! Mihailo Perovic Curhat Sulitnya Adaptasi di Persebaya Surabaya

—Striker asing Persebaya Surabaya Mihailo Perovic akhirnya buka suara soal performa yang belum sesuai harapan di awal musim Super League 2025/2026. Pemain asal Montenegro itu mengaku tidak mudah beradaptasi dengan atmosfer dan intensitas sepak bola Indonesia.
Perovic baru mencatatkan satu gol dari enam laga yang sudah ia jalani bersama Green Force. Statistik ini jelas kontras dengan rekam jejaknya di Eropa. Dia pernah menjadi tumpuan lini depan klub FK Jezero dengan torehan 16 gol dari 35 penampilan.
Pemain berusia 28 tahun itu juga bukan sosok sembarangan. Dia pernah membela tujuh klub Eropa, termasuk Zorya Lugansk di Ukraina, NK Olimpija Ljubljana, serta menjadi bagian penting Timnas Montenegro kelompok usia U-17, U-19, hingga U-21.
Namun, Perovic mengakui Liga Indonesia benar-benar di luar ekspektasi. Dia terkejut dengan kualitas persaingan yang menurutnya jauh lebih ketat dibandingkan yang dia bayangkan sebelum datang ke Tanah Air.
“Sulit untuk mengatakannya, tidak mudah bermain sepak bola di sini (Indonesia). Kualitas liga sangat bagus. Tidak seperti yang kami bayangkan ketika kami datang ke sini,” kata Mihailo Perovic.
Kendati baru mencatatkan satu gol, Perovic menegaskan tidak akan menyerah begitu saja. Dia berjanji terus berupaya keras untuk menemukan sentuhan terbaiknya agar bisa membantu Persebaya Surabaya bersaing di papan atas.
“Perlu lebih banyak meningkatkan diri, untuk menunjukkan lebih banyak kepada para penggemar kami. Tetapi kami tahu apa yang kami lakukan. Dan kami akan melakukan lebih banyak, lebih baik dan lebih baik lagi,” tegas Mihailo Perovic.
Secara statistik, penampilan Perovic memang masih jauh dari kata memuaskan. Dalam enam laga, dia rata-rata hanya melepaskan 1,5 tembakan per pertandingan, dan hanya 0,5 yang tepat sasaran ke gawang lawan.
Produktivitasnya pun masih rendah dengan hanya 0,2 gol per pertandingan atau satu gol setiap 451 menit. Catatan ini belum sepadan dengan statusnya sebagai striker asing yang diharapkan menjadi mesin gol Persebaya Surabaya.
Kontribusi Perovic dalam hal distribusi bola juga terbilang minim. Dia hanya mencatat rata-rata 11,5 operan akurat per laga dengan persentase keberhasilan 77 persen, serta 0,2 umpan panjang yang hanya akurat 33 persen.
Di sisi lain, sektor pertahanan pun belum jadi keunggulan. Perovic mencatat 1,3 recovery bola per laga, 0,5 sapuan, namun sudah membuat tiga kesalahan yang berujung peluang lawan.
Dari aspek duel, statistiknya juga belum menjanjikan. Dia hanya menang 23 persen duel total dan 28 persen duel udara, meski rata-rata terlibat 3,8 kali duel setiap pertandingan.
Meski begitu, pelatih Eduardo Perez tetap memberikan pembelaan. Juru taktik asal Spanyol itu menilai Perovic punya kontribusi besar dalam hal kontrol bola dan transisi permainan.
“Mihailo bagi saya adalah pemain yang sangat penting. Orang-orang hanya melihat dari sisi mencetak gol, tapi banyak peluang yang terjadi karena dia bisa mengontrol bola dengan baik,” ujar Perez.
Pelatih berusia 48 tahun itu percaya betul striker andalannya akan segera bangkit. Dia yakin Perovic punya kualitas untuk memberi kejutan positif bagi Persebaya Surabaya dalam beberapa laga mendatang.
“Mihailo akan memberi kami banyak kabar baik. Saya percaya 100 persen padanya, dia pemain fantastis, dan semua akan lihat sendiri nanti,” tegas Perez penuh keyakinan.
Perovic membidik momentum kebangkitan saat Persebaya Surabaya menjamu Persija Jakarta pada 18 Oktober 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo. Laga pekan ke-9 Super League itu bakal menjadi panggung pembuktian dirinya.
Pertemuan dengan Macan Kemayoran jelas bukan laga mudah. Namun dukungan penuh Bonek diprediksi bisa jadi energi tambahan bagi Perovic untuk membuktikan diri di hadapan publik Surabaya.
Jika bisa memanfaatkan peluang dan lebih tajam di depan gawang, Perovic berpotensi mengubah persepsi publik. Gol melawan Persija bisa jadi titik balik yang dia butuhkan untuk kembali ke level terbaiknya.
Persebaya Surabaya tentu sangat menanti kebangkitan striker jangkung asal Montenegro tersebut. Sebab hingga kini Green Force masih kesulitan menjaga konsistensi dalam perburuan papan atas Super League.
Kini, sorotan publik tertuju pada apakah Perovic bisa keluar dari tekanan. Adaptasi cepat dan ketajaman insting gol menjadi kunci agar tidak sekadar jadi pelengkap lini serang Persebaya Surabaya.
Dengan pengalaman panjang di Eropa dan dukungan penuh dari pelatih, peluang Perovic untuk bangkit masih terbuka lebar. Tinggal bagaimana ia bisa menyesuaikan diri dengan kerasnya Liga Indonesia yang menuntut fisik dan mental ekstra.
Jika tidak segera beradaptasi, dia berisiko kehilangan kepercayaan publik yang sudah menunggu gol demi gol. Namun jika mampu bangkit, Perovic bisa menjelma menjadi idola baru di Gelora Bung Tomo.
Semua mata kini menanti, apakah striker Montenegro itu bisa menjawab keraguan dengan performa terbaiknya. Pertandingan melawan Persija nanti bisa jadi momen krusial yang menentukan masa depannya bersama Green Force.
Posting Komentar