Ini 6 Perkembangan Terbaru Seputar Gencatan Senjata Gaza

GAZA, – Gencatan senjata di Jalur Gaza saat ini telah memasuki hari ketiga pada Minggu (12/10/2025).
Fase ini menjadi momentum penting menjelang pertukaran sandera dan tahanan serta pelaksanaan KTT perdamaian di Mesir yang diharapkan membuka jalan menuju akhir perang dua tahun terakhir.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan menghadiri KTT perdamaian Gaza di kota resor Sharm El-Sheikh, Laut Merah, Mesir, pada Senin (13/10/2025). Pertemuan itu juga akan dipimpin bersama oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.
Berikut rangkuman enam perkembangan terbaru dalam proses perdamaian Gaza yang dirangkum dari AFP:
1. Pertukaran sandera dan tahanan
Kesepakatan damai Gaza bergantung pada kepatuhan kedua pihak terhadap perjanjian pertukaran sandera dan tahanan.
Sandera yang disita Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023 akan dibebaskan dengan imbalan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Israel dan Hamas menyatakan pembebasan sandera dijadwalkan berlangsung pada Senin pagi, sebelum batas waktu tengah hari sebagaimana diatur dalam kesepakatan gencatan senjata yang digagas Trump.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kesiapannya menerima seluruh sandera. Kantornya menyampaikan, tahanan Palestina baru akan dibebaskan setelah ada konfirmasi bahwa semua sandera telah melintasi perbatasan menuju Israel.
2. KTT perdamaian di Mesir
Trump dan Sisi akan memimpin KTT perdamaian Gaza pada Senin di Sharm El-Sheikh.
KTT ini bertujuan mengakhiri perang di Jalur Gaza serta memperkuat stabilitas dan keamanan di kawasan Timur Tengah, menurut pernyataan kantor kepresidenan Mesir.
Kementerian Luar Negeri Mesir menyebut, dokumen yang mengakhiri perang di Jalur Gaza kemungkinan akan ditandatangani dalam pertemuan bersejarah tersebut. Namun, baik Israel maupun Hamas dipastikan tidak akan hadir.
Kantor Netanyahu memastikan tak ada pejabat Israel yang ikut serta, sementara Hamas juga menolak mengirim perwakilan.
Tokoh dunia yang diperkirakan hadir antara lain Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Raja Yordania Abdullah II, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.
3. Kompleksitas kesepakatan gencatan senjata
Hamas telah menyetujui tahap awal kesepakatan gencatan senjata yang mencakup pembebasan 48 sandera Israel sebagai imbalan bagi 250 tahanan Palestina serta 1.700 warga Gaza yang ditahan sejak perang dimulai.
Pejabat Hamas Osama Hamdan mengatakan kepada AFP bahwa pertukaran tahanan akan dimulai Senin pagi sesuai kesepakatan.
Namun, pejabat senior Hamas Hossam Badran menilai tahap kedua, terutama terkait pelucutan senjata, masih menghadapi banyak kendala.
4. Peran Hamas setelah perang
Sumber Hamas yang dekat dengan tim negosiasi menyebut kelompok tersebut tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan Gaza setelah perang berakhir.
Dalam pernyataan kepada AFP, sumber anonim itu menegaskan Hamas telah melepaskan kendali atas wilayah tersebut, namun Gaza tetap menjadi bagian penting dari struktur Palestina.
“Hamas menyetujui gencatan senjata jangka panjang, dan senjatanya tidak akan digunakan selama periode ini, kecuali jika Israel menyerang Gaza,” ujar sumber itu.
Pejabat Hamas lainnya mengatakan, pelucutan senjata secara total tidak realistis.
5. Israel siapkan operasi hancurkan terowongan Hamas
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyampaikan rencana untuk menghancurkan sisa jaringan terowongan Hamas di bawah Gaza setelah proses pembebasan sandera selesai.
Operasi ini akan dilakukan di bawah mekanisme internasional yang dipimpin Amerika Serikat.
Katz mengatakan, dirinya telah memerintahkan militer bersiap melaksanakan misi tersebut, menyebutnya sebagai “tantangan besar” setelah fase pertukaran sandera dan gencatan senjata.
6. Warga Gaza mulai kembali ke rumah
Ratusan ribu warga Palestina mulai kembali ke Kota Gaza yang hancur pada Sabtu, sehari setelah tembakan mereda.
Badan pertahanan sipil Gaza menyebut lebih dari 500.000 orang telah kembali hingga malam.
“Saya berdiri di depannya dan menangis. Semua kenangan itu kini hanya debu,” ujar Raja Salmi (52), warga Al-Rimal, saat melihat rumahnya hancur lebur.
Posting Komentar