Menabung Sampah Untuk Pendidikan Dini
Setiap pagi, puluhan anak mendatangi PAUD yang berlokasi di Desa Pandin, Kecamatan Siwidwi, di Jalan Batukasor 01/10. Ada yang istimewa dari anak-anak yang ditemani oleh orangtua mereka. Mereka tidak hanya membawa tas berisi buku dan perlengkapan sekolah, tetapi juga botol plastik.
Perilaku anak-anak itu mengejutkan surat kabar itu, yang berupaya mendatangi perkumpulan PAUD yang berdiri pada 2010 itu. Setelah diperiksa lebih teliti, ditemukan bahwa anak-anak itu memberikan botol bekas kepada guru mereka.
Siswa membagikan botol besar dan kecil satu per satu. Nama-nama mereka yang membawa sampah anorganik ditandai dengan warna hitam. Diketahui bahwa sampah ini dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan sekolah, terutama anak-anak yang membutuhkan.
Tujuannya, selain untuk kerajinan tangan, produk tersebut juga dapat digunakan untuk bakti sosial, khususnya bagi anak-anak yang membutuhkan, agar tidak perlu mengeluarkan biaya untuk biaya hidup. Produk tersebut juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah, kata Ellis, guru sekaligus pengawas Sekolah Melati Baudi di Republic, Kecamatan Siwidwi, Kabupaten Pangong, pada Kamis, 20 November.
Ellis mengatakan ide itu muncul ketika ia mulai meminta sumbangan dari orang tua dan donatur, mengingat banyaknya siswa kurang mampu di Sekolah Baud. Dulu, jika anak-anak kurang mampu tidak mampu bersekolah, Ellis mengunjungi kota untuk mencari warga yang mampu, tetapi ia menganggapnya sebagai bantuan keuangan.
Namun, menurut Ellis, tidak semua orang menyumbang. Bahkan, banyak yang tidak membayar. Hal ini mendorong Ellis untuk mencari sumber dana lain. Ketika ia kebetulan meminta sumbangan, direktur tempat pembuangan sampah menawarkan bantuan. Jadi, para orang tua yang mengambil sampah, sementara sekolah hanya menerima uangnya. Ellis menjelaskan, "Bagaimana jika ada program pengurangan sampah, Bu? Program itu disampaikan kepada para orang tua, dan untungnya tanggapannya positif." (Roll)
Posting Komentar