Kapan Periode Musim Kemarau dan Musim Hujan di Indonesia?

- Indonesia saat ini tengah berada dalam periode musim kemarau, yang biasanya berlangsung hingga bulan Oktober.
Namun sampai dengan hari ini, sejumlah wilayah di Indonesia masih mengalami hujan, bahkan dengan intensitas yang deras.
Meski hujan masih mengguyur sejumlah wilayah Indonesia, tidak lantas menandakan musim kemarau telah berakhir.
BMKG menyebut hujan yang terjadi di bulan Agustus disebabkan oleh dinamika atmosfer, seperti aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang tropis lainnya yang aktif.
Dilansir dari , Kamis (14/8/2025), MJO adalah gelombang tropis yang bergerak di sekitar ekuator dan dapat memicu terjadinya pertumbuhan awan hujan secara signifikan.
Selain itu, anomali suhu laut yang lebih hangat dari rata-rata di sebagian besar perairan Indonesia juga meningkatkan kelembaban atmosfer.
Kondisi ini memicu pertumbuhan awan konvektif dan memperbesar peluang terjadinya hujan di beberapa wilayah di Indonesia.
Periode umum musim di Indonesia
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki dua musim utama karena iklim tropisnya.
Yang pertama adalah musim kemarau yang periode umumnya berlangsung pada Mei hingga Oktober.
“(Ciri-ciri musim kemarau) curah hujan rendah, udara lebih kering, langit cerah, suhu bisa lebih panas,” kata Guswanto kepada , Rabu (13/8/2025).
Kemudian yang kedua adalah musim hujan yang biasanya berlangsung pada November hingga April. Ciri utamanya adalah curah hujan dan kelembapan yang tinggi.
“(Saat musim hujan) curah hujan tinggi, kelembapan udara tinggi, sering terjadi badai petir,” jelasnya.
Akan tetapi, Guswanto menjelaskan bahwa pembagian musim ini tidak sama di setiap daerah di Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa wilayah timur, contohnya Nusa Tenggara, mungkin mengalami periode musim hujan yang lebih pendek. Sementara itu, wilayah barat seperti Sumatra dan Kalimantan berpotensi mengalami permulaan musim hujan yang lebih cepat.
Guswanto menambahkan, bagi mereka yang berdomisili di Jakarta dan wilayah sekitarnya, umumnya curah hujan mulai meningkat menjelang akhir Oktober atau di permulaan November, mencapai titik tertinggi antara Desember dan Februari.
Hujan bulan Agustus bukan tanda musim kemarau berakhir
Pada kesempatan yang serupa, Guswanto turut menyampaikan bahwa curah hujan di sejumlah daerah saat ini belum bisa dijadikan patokan untuk menyatakan berakhirnya musim kemarau.
“Hujan yang terjadi di beberapa wilayah saat ini belum bisa langsung dijadikan indikator bahwa musim kemarau telah berakhir,” kata Guswanto.
“Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, (seperti) pancaroba, fenomena lokal, dan data BMKG,” sambungnya.
Guswanto menjelaskan, Indonesia sering mengalami masa transisi antara musim kemarau dan musim hujan, yang disebut pancaroba (peralihan musim).
“Pada masa ini, cuaca bisa sangat tidak menentu (dan) hujan deras bisa turun meski kemarau belum sepenuhnya usai,” jelasnya.
Hujan juga bisa terjadi karena faktor lokal seperti angin laut, topografi, atau pemanasan permukaan tanah, meskipun secara nasional masih dalam periode kemarau.
Guswanto menambahkan, untuk memastikan apakah musim kemarau sudah berakhir, biasanya BMKG akan merilis analisis iklim dan pengamatan pola angin serta curah hujan secara regional.
Jadi, menurut dia, meskipun hujan mulai turun, belum tentu itu pertanda musim hujan telah dimulai secara resmi.
Posting Komentar