Maulid Nabi 2025: Khutbah Jumat Penuh Makna

Kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang diperingati sebagai Maulid Nabi, adalah momen sakral bagi umat Islam. Peringatan ini bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi juga kesempatan untuk merenungkan kembali ajaran dan keteladanan Rasulullah SAW. Khutbah Jumat pada momen Maulid Nabi menjadi sarana penting untuk mengingatkan umat akan makna kelahiran beliau dan bagaimana mengimplementasikan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Khutbah Pertama
Alhamdulillah hamdan yuwafi ni’amahu wa yukafi’u mazidah, ya rabbana lakal hamdu kama yanbaghi lijalali wajhikal karimi wa li’azhimi sulthanik. Subhanakallahumma la uhshi tsana’an ‘alaika anta kama atsnaita ‘ala nafsik. Wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu wa shafiyuhu wa khaliluh. Khaira nabiyyin arsalah. Arsalahullahu ilal ‘alami kullihi basyiran wa nadzira. Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala ali sayyidina Muhammadin shalatan wa salaman da’imaini mutalazimaini ila yaumiddin. Amma ba’du fa inni usikum wa nafsi bitaqwallahil qa’ili fi kitabihil qur’an: Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang berarti menjauhi segala larangan-Nya dan melaksanakan semua perintah-Nya. Dengan takwa, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan hidup dan melimpahkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Bulan Rabiul Awal adalah bulan yang istimewa, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang menjadi penutup para nabi dan rasul.
Jamaah yang dirahmati Allah SWT,
Di bulan Maulid ini, sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah SWT atas diutusnya seorang nabi yang menjadi suri teladan yang mulia. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Anbiya ayat 107:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Ulama tafsir menjelaskan bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam karena kehadiran beliau membawa kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa Nabi dan mensyukurinya, maka ia akan bahagia hidupnya. Sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka merugilah hidupnya.
Kasih sayang yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar ucapan, melainkan diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. Kasih sayang ini bersifat universal, meliputi seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi SAW berlaku santun dan mengasihi.
Sebagai contoh, ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya, beliau justru mendapat perlakuan kasar dan dilempari batu. Malaikat penjaga gunung menawarkan diri untuk menghancurkan kota Thaif, namun Nabi Muhammad SAW menolak dan berdoa agar kelak anak cucu mereka menjadi orang yang menyembah Allah SWT. Beliau bersabda, "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu..."
Dalam hadis riwayat Shahih Muslim, dikisahkan bahwa seorang sahabat meminta Nabi Muhammad SAW untuk mendoakan keburukan bagi orang-orang musyrik. Namun, Nabi Muhammad SAW menjawab, "Sungguh, aku tidaklah diutus sebagai seorang pelaknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat!"
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Salah satu sifat mulia Rasulullah SAW yang patut kita teladani adalah sifat pemaaf. Kita ingat kisah Perang Uhud, di mana paman Nabi Muhammad SAW, Hamzah bin Abdul Muthallib, gugur di medan perang. Hamzah dibunuh oleh Wahsyi, seorang budak yang kemudian masuk Islam. Meskipun Nabi Muhammad SAW sangat sedih dan marah atas kematian pamannya, beliau tetap memaafkan Wahsyi ketika ia menyatakan diri masuk Islam.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf Ayat 199:
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”
Jika kita memiliki sifat pemaaf, maka lingkungan sosial di sekitar kita akan menjadi damai dan harmonis. Tidak ada dendam yang berkepanjangan di antara sesama manusia. Inilah salah satu wujud kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Semoga di bulan Maulid ini, kita dapat meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah SAW. Dengan mencontoh dan menerapkan akhlak beliau, kita akan mendapatkan kemaslahatan di dunia dan akhirat.
Barakallahu li wa lakum fil quranil azhim wa nafa’ni wa iyyakum bima fihi min ayati wa dzikril hakim. Aqulu qauli hadza fa astaghfirullahal azhim innahu huwal ghafurur rahim.
Khutbah Kedua
Alhamdulillahi walhamdulillahi tsummalillah. Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna sayyidana Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu alladzi la nabiyya ba’dah. Allahumma shalli wa sallim ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa ashhabihi wa man tabi’ahum bi ihsanin ila yaumil qiyamah.
Amma ba’du fayya ayyuhannasu usikum wa nafsi bitaqwallahi faqad fazal muttaqun. Faqalallahu ta’ala: Innallaha wa malaikatahu yushalluna ‘alan nabiyyi, ya ayyuhalladzina amanu shollu ‘alaihi wa sallimu taslima. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala ali sayyidina Muhammadin. Allahummaghfir lilmu’minina walmu’minati walmuslimina walmuslimati, al ahya’i minhum wal amwat. Allahummadfa’ ‘annal bala’a wal waba’a wal quruna wazzalazila walmihana wa su’al fitani walmihana ma dzahara minha wa ma batana ‘an baladina indunisiya khassatan wa sairil buldanil muslimina ‘ammatan ya rabbal ‘alamin.
Allahumma arinal haqqa haqqan warzuqnat tiba’ahu wa arinal batila batilan warzuqnajtinabahu. Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzabannar. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Ibadallah, innallaha ya’muru bil’adli wal ihsani wa ita’i dzil qurba wa yanha ‘anil fahsya’i wal munkari wal baghyi ya’izhukum la’allakum tadzakkarun, wazkurullaha al’azhima yazkurkum, wasykuruhu ‘ala ni’amihi yazidkum, waladzikrullahi akbar.
Intisari Khutbah dan Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari
Khutbah Jumat pada momen Maulid Nabi Muhammad SAW menekankan beberapa poin penting yang relevan dalam kehidupan kita sehari-hari:
- Ketakwaan: Senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Bersyukur: Mensyukuri nikmat Allah SWT atas diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam.
- Meneladani Akhlak Nabi: Berusaha meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW, seperti kasih sayang, pemaaf, dan kesantunan.
- Kasih Sayang Universal: Menebarkan kasih sayang kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan, tanpa memandang perbedaan.
- Pemaaf: Memaafkan kesalahan orang lain dan menghindari dendam.
- Kedamaian: Menciptakan kedamaian dan harmoni dalam lingkungan sosial.
Dengan mengamalkan poin-poin tersebut, kita dapat menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hidup kita sebagai seorang muslim. Peringatan Maulid bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sarana untuk memperdalam keimanan dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah.
Posting Komentar