News Breaking
MEDKOM LIVE
wb_sunny

Breaking News

Ekonom Permata Bank: Menkeu Baru Harus Perbaiki Komunikasi Publik, Prinsip Penganggaran Berbasis Uji Coba dan Target

Ekonom Permata Bank: Menkeu Baru Harus Perbaiki Komunikasi Publik, Prinsip Penganggaran Berbasis Uji Coba dan Target

Ekonom Permata Bank: Menkeu Baru Harus Perbaiki Komunikasi Publik, Prinsip Penganggaran Berbasis Uji Coba dan Target

Pasar keuangan Indonesia masih menunjukkan reaksi negatif setelah penggantian Menteri Keuangan (menkeu) yang selama ini dijabat Sri Mulyani Indrawati kepada Purbaya Yudhi Sadewa. Hingga penutupan perdagangan pukul 16.00 WIB, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau melemah 138 poin atau 1,78 persen di level 7.628,605.

"Saham-saham perbankan besar menjadi penekan utama," ungkap Chief Economist Permata Bank Josua Pardede kepada Jawa Pos, Selasa (9/9).

Dia menjelaskan, reaksi pasar merupakan respons wajar atas hilangnya jangkar kepercayaan yang selama ini dipegang oleh Sri Mulyani. Menjadi rujukan utama investor terhadap disiplin fiskal, mutu pengelolaan utang, dan komunikasi kebijakan.

"Bukti sensitivitas pasar terhadap faktor kepercayaan ini sudah terlihat bahkan sempat rumor beredar pengunduran dirinya beredar pada Maret lalu," kata Josua.

Kini, penggantian resmi menkeu memicu repricing risiko yang lebih besar. Ketidakpastian segera meningkat sebelum pasar mengenal dan menilai kredibilitas tim baru. Dia juga menyoroti potensi tekanan terhadap nilai tukar rupiah, terutama setelah indikator non-deliverable forward (NDF) menunjukkan pelemahan sesaat setelah pengumuman tersebut.

Hingga pukul 13.53, Bloomberg market spot rate mencatat nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.487,5 per USD. Menguat 178 poin atau 1,09 persen. Dari sisi pasar obligasi, imbal hasil surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun naik 5 basis point (bps) ke 6,44 persen pada 9 September. Berbeda dengan mayoritas negara Asia lain yang justru mengalami penurunan yield.

Hal ini menunjukkan adanya premi risiko tambahan yang diminta investor akibat ketidakpastian arah kebijakan fiskal pasca reshuffle. Meski terjadi outflow asing, sebagian besar masih melihat disiplin fiskal akan dipertahankan. Karena Presiden Prabowo tetap menegaskan komitmen defisit rendah dalam pidato rancangan anggaran penerimaan dan belanja negara (RAPBN).

Untuk meredam gejolak yang lebih dalam, perlu langkah cepat dan terukur dari pemerintah. Josua menekankan, penting melakukan penjelasan fiskal yang tegas tentang batas defisit, peta pembiayaan, serta prioritas belanja yang terukur. Juga menegaskan kembali peran dan kemandirian bank sentral agar pasar yakin penopang nilai tukar dan inflasi tidak berubah.

"Perbaiki komunikasi publik dan transparansi data sehingga pelaku pasar dapat mengambil keputusan dengan dasar yang jelas," tegas alumnus University of Amsterdam itu.

Untuk menstabilkan ekspektasi, lanjut dia, perlu menjalankan prinsip penganggaran berbasis uji coba dan penargetan pada program besar. Agar beban fiskal tidak melonjak tanpa hasil yang terukur.

"Langkah-langkah ini sejalan dengan rekomendasi teknokratis untuk memulihkan kepercayaan dan menjaga kesehatan fiskal," ujar Josua.

Ke depan, lanjut dia, pasar kemungkinan masih bersikap hati-hati (wait and see). Investor menunggu sinyal kebijakan konkret dari Menkeu baru. Terutama terkait strategi pembiayaan APBN dan arah reformasi fiskal.

Konsistensi koordinasi antara Kemenkeu dan Bank Indonesia (BI) juga akan menjadi perhatian. Mengingat stabilitas rupiah dan pendalaman pasar keuangan sangat bergantung pada sinergi kedua otoritas itu. Ditambah, kemungkinan dinamika politik pasca reshuffle mampu memperkuat stabilitas koalisi atau justru memunculkan ketegangan baru akan turut menentukan sentimen.

Dengan demikian, pelemahan IHSG belakangan ini lebih merefleksikan shock jangka pendek ketimbang perubahan fundamental. Namun, bila dalam beberapa pekan depan tidak ada komunikasi kebijakan yang meyakinkan dari pemerintah, risiko koreksi lanjutan tetap ada.

"Sebaliknya, jika Menkeu mampu memberikan kepastian arah fiskal yang pragmatis namun tetap disiplin, maka pasar berpotensi kembali stabil dan IHSG bisa pulih sejalan dengan tren positif kuartal terakhir tahun ini," beber Josua.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar