Kenali Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mencegah Stroke Sebelum Terlambat

Stroke kini menjadi salah satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di Indonesia. Penyakit ini sering kali datang secara mendadak tanpa memberi tanda sebelumnya.
Dilansir dari laman YouTube Kata Dokter, stroke merupakan kondisi gangguan aliran darah di otak, yang bisa terjadi karena sumbatan maupun perdarahan. Dampaknya bergantung pada bagian otak yang terkena, dan dapat memengaruhi gerak, bicara, bahkan daya ingat.
Karena sifatnya yang mendadak, stroke harus dipahami sejak dini agar dapat dicegah dan ditangani dengan cepat. Mengetahui faktor risiko serta gaya hidup sehat menjadi kunci untuk menekan angka kasus stroke.
1. Apa itu Stroke dan Dampaknya
Stroke adalah sindroma klinis akibat terhentinya aliran darah ke otak. Bila mengenai area motorik, bisa timbul kelumpuhan; bila menyerang area sensorik, muncul kebas atau kesemutan. Jika yang terkena bagian memori, penderita bisa mengalami lupa mendadak, dan bila bagian bicara, bisa menjadi cadel atau sulit mengucapkan kata.
2. Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dimodifikasi
Ada empat faktor risiko utama yang tidak bisa diubah. Pertama, faktor genetik: jika ada riwayat keluarga, risiko meningkat. Kedua, usia: semakin tua seseorang, risikonya semakin tinggi. Ketiga, jenis kelamin: laki-laki lebih rentan pada usia produktif. Keempat, riwayat stroke sebelumnya meningkatkan kemungkinan serangan berulang.
3. Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi
Inilah faktor yang bisa dikendalikan dengan gaya hidup sehat. Hipertensi, diabetes, kadar kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan merupakan pemicu utama. Dengan pengobatan, kontrol rutin, dan perubahan pola hidup, risiko ini bisa ditekan.
4. Gaya Hidup dan Pola Makan
Kebiasaan sehari-hari berperan besar dalam pencegahan stroke. Pola makan rendah karbohidrat dan lemak, serta kaya serat dari sayur dan buah sangat dianjurkan. Obesitas, terutama lemak di perut (obesitas sentral), terbukti meningkatkan risiko stroke.
5. Pentingnya Aktivitas Fisik
Olahraga rutin membantu membakar kalori berlebih dan mencegah penumpukan lemak di pembuluh darah. Jangan menunda gerak dengan alasan sibuk, karena olahraga ringan yang konsisten lebih baik daripada tidak sama sekali.
6. Makanan yang Sebaiknya Dihindari
Makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, misalnya makanan cepat saji atau berpengawet. Selain itu, makanan tinggi lemak jenuh, seperti santan berlebihan, juga memperburuk kadar kolesterol dalam tubuh jika dikonsumsi terus-menerus.
7. Mengenali Tanda Awal Stroke
Gejala stroke bisa diingat dengan singkatan SEGERA KE RS. S: Senyum tidak simetris (mulut miring), G: Gerakan lemah pada salah satu sisi tubuh, R: Bicara cadel atau kacau, K: Kebas mendadak, R: Rabun tiba-tiba, S: Sakit kepala hebat mendadak. Jika tanda ini muncul, segera bawa penderita ke rumah sakit.
8. Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Serangan Stroke
Jangan pernah melakukan tusuk jari atau telinga, karena itu hanyalah mitos. Jangan juga memberi minum, sebab bisa menyebabkan tersedak atau komplikasi paru. Tindakan terbaik adalah membawa pasien ke rumah sakit secepat mungkin.
9. Penanganan Medis yang Tepat
Di rumah sakit, dokter akan memastikan jenis stroke, apakah sumbatan atau perdarahan. Bila ditangani dalam waktu kurang dari 4,5 jam, peluang pemulihan lebih besar dan risiko kecacatan bisa ditekan secara signifikan.
Stroke adalah penyakit serius yang bisa merenggut kualitas hidup seseorang dalam sekejap. Namun dengan mengenali faktor risiko, pola hidup sehat, dan kewaspadaan terhadap gejala, kita dapat mencegah serta mengurangi dampaknya.
Langkah pencegahan jauh lebih mudah dibandingkan penanganan setelah serangan terjadi. Karena itu, mari kita menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan segera mencari pertolongan medis jika gejala muncul.
Posting Komentar