News Breaking
MEDKOM LIVE
wb_sunny

Breaking News

Petaka Afrika Selatan: Turunkan Pemain Ilegal Di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kemenangan Bafana Bafana Dicabut & Dihukum Kalah WO Oleh FIFA

Petaka Afrika Selatan: Turunkan Pemain Ilegal Di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kemenangan Bafana Bafana Dicabut & Dihukum Kalah WO Oleh FIFA

Petaka Afrika Selatan: Turunkan Pemain Ilegal Di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kemenangan Bafana Bafana Dicabut & Dihukum Kalah WO Oleh FIFA

Perjalanan tim nasional Afrika Selatan menuju panggung Piala Dunia 2026 mengalami guncangan hebat. Harapan yang sempat membumbung tinggi kini terancam kandas setelah FIFA menjatuhkan sanksi berat atas sebuah kelalaian administratif yang fatal.

Hukuman tersebut datang dalam bentuk yang paling menyakitkan: kemenangan 2-0 mereka atas Lesotho pada Maret lalu dibatalkan dan diubah menjadi kekalahan WO (kalah walkover) dengan skor 3-0. Tak hanya itu, federasi sepakbola mereka (SAFA) juga dikenai denda finansial yang signifikan.

Penyebab dari petaka ini adalah keputusan untuk menurunkan gelandang andalan mereka, Teboho Mokoena, yang ternyata berada dalam status tidak sah untuk bermain. SAFA sendiri telah mengakui adanya "kelalaian administratif" dalam insiden ini.

Keputusan FIFA ini tidak hanya merampas tiga poin berharga, tetapi juga secara drastis mengubah peta persaingan di Grup C kualifikasi zona Afrika. Bagaimana detail sanksi ini, apa reaksi dari SAFA, dan bagaimana dampaknya terhadap peluang Bafana Bafana di dua laga terakhir?

Hukuman Berat dari Komite Disiplin FIFA

Komite Disiplin FIFA secara resmi telah menjatuhkan palu godam kepada Asosiasi Sepakbola Afrika Selatan (SAFA). Mereka dinyatakan bersalah karena melanggar regulasi kompetisi dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Lesotho pada Maret 2025 lalu.

Sanksi utama dan yang paling merugikan adalah pembatalan hasil pertandingan. Kemenangan 2-0 yang diraih oleh Afrika Selatan di lapangan secara resmi dianulir. FIFA kemudian menyatakan Lesotho sebagai pemenang dengan skor 3-0, sebuah keputusan yang secara efektif mencabut tiga poin krusial dari Bafana Bafana.

Selain kehilangan poin, SAFA juga diwajibkan untuk membayar denda sebesar 10.000 franc Swiss, atau setara dengan Rp208 juta. Sementara itu, pemain yang menjadi pusat dari masalah ini, Teboho Mokoena, hanya menerima sanksi berupa peringatan resmi dari FIFA.

FIFA menegaskan bahwa SAFA telah melanggar Pasal 19 Kode Disiplin FIFA serta Pasal 14 Peraturan Turnamen. Keduanya adalah pasal yang mengatur tentang larangan menurunkan pemain yang sedang dalam status tidak memenuhi syarat untuk bertanding.

Akar Masalah: Kelalaian Administratif Teboho Mokoena

Penyebab utama dari sanksi berat yang diterima Afrika Selatan adalah sebuah kesalahan fatal, yaitu menurunkan gelandang andalan mereka, Teboho Mokoena, dalam pertandingan melawan Lesotho pada Maret lalu, padahal sang pemain seharusnya tidak boleh bermain.

Mokoena dinyatakan tidak sah untuk tampil dalam laga tersebut karena ia sedang dalam masa skorsing satu pertandingan. Hukuman skorsing itu ia dapatkan setelah menerima akumulasi dua kartu kuning dalam pertandingan-pertandingan kualifikasi sebelumnya di grup yang sama.

Dalam pernyataan resminya, SAFA secara implisit mengakui kesalahan mereka. Federasi menyebut insiden ini sebagai sebuah "kelalaian administratif" (administrative oversight), yang mengindikasikan bahwa tim manajemen gagal melacak status hukuman kartu kuning para pemainnya dengan benar.

Sebuah kesalahan sederhana dalam administrasi kini berakibat fatal. Kelalaian dalam memantau status skorsing pemain berpotensi membuyarkan mimpi Piala Dunia seluruh bangsa dan menempatkan tim dalam posisi yang sangat sulit menjelang akhir babak kualifikasi.

Dampak Instan: Peta Persaingan Grup C Berubah Total

Keputusan FIFA ini secara instan dan drastis mengubah peta persaingan di Grup C Kualifikasi Piala Dunia zona Afrika. Afrika Selatan, yang sebelumnya berada di puncak klasemen dengan keunggulan yang nyaman, harus rela tergusur dari takhtanya.

Akibat pemotongan tiga poin, Bafana Bafana kini turun ke peringkat kedua. Mereka memiliki poin yang sama dengan Benin, namun kalah dalam selisih gol, sehingga Benin berhak naik ke puncak klasemen. Keunggulan yang telah mereka bangun dengan susah payah kini lenyap dalam sekejap.

Sanksi ini juga menjadi berkah bagi para pesaing lainnya. Tim kuat seperti Nigeria dan Rwanda, yang sebelumnya tampak tertinggal cukup jauh, kini mendapatkan angin segar. Jarak mereka dengan Afrika Selatan dan Benin kini hanya terpaut tiga poin saja.

Dengan demikian, persaingan di Grup C yang tadinya tampak hampir selesai, kini kembali terbuka lebar. Dua pertandingan terakhir akan menjadi laga final yang penuh tekanan bagi empat tim teratas, di mana setiap poin akan sangat menentukan nasib mereka.

Reaksi Keras SAFA & Rencana Banding

Menanggapi keputusan FIFA, Asosiasi Sepakbola Afrika Selatan (SAFA) mengeluarkan pernyataan resmi yang menunjukkan rasa frustrasi dan kekecewaan mereka. SAFA menyebut keputusan tersebut sebagai "hasil yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan menyatakan akan melawannya.

Salah satu poin utama kritik SAFA adalah mengenai proses pengambilan keputusan. Mereka menyoroti fakta bahwa vonis berat tersebut "diberikan oleh panel tunggal tanpa alasan" dan tanpa memberikan kesempatan bagi SAFA untuk mempresentasikan argumen hukum mereka terlebih dahulu.

Sebagai langkah selanjutnya, SAFA telah mengonfirmasi bahwa mereka akan mengambil tindakan hukum. Mereka telah secara resmi meminta alasan tertulis dari putusan tersebut dan berniat untuk mengajukan banding ke Komite Banding FIFA dalam jangka waktu 10 hari yang telah ditentukan.

Sambil mempersiapkan banding, SAFA juga tidak lupa menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Afrika Selatan atas "kelalaian administratif" ini. Mereka pun menyerukan agar para pendukung tetap "bersatu di belakang tim" dalam masa-masa sulit ini.

Jalan Terjal Menuju Piala Dunia: Dua Laga Final

Kini, Afrika Selatan dihadapkan pada dua pertempuran sekaligus: satu di meja hijau dan satu lagi di lapangan hijau. Sementara tim hukum SAFA sibuk mempersiapkan materi banding yang rumit, skuad Bafana Bafana harus tetap fokus untuk menghadapi dua laga terakhir yang kini menjadi sangat krusial.

Jadwal sisa mereka tidaklah mudah. Afrika Selatan akan melakoni laga tandang melawan Zimbabwe, sebelum menutup kampanye kualifikasi dengan menjamu Rwanda. Meraih enam poin dari dua pertandingan ini kini menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

Di saat yang sama, nasib mereka juga akan sedikit bergantung pada hasil pertandingan para pesaing. Pemuncak klasemen baru, Benin, akan menghadapi dua laga tandang yang sangat berat, yaitu melawan Rwanda dan rival utama mereka, Nigeria.

Jalan menuju Piala Dunia 2026 kini menjadi sangat terjal bagi Afrika Selatan. Mereka tidak hanya harus memenangkan pertarungan hukum di markas FIFA, tetapi juga wajib menyapu bersih sisa pertandingan di lapangan untuk merebut kembali momentum dan mengamankan tiket impian ke Amerika Utara.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar