Tak Becus Tangani Duet Monster 4 Triliun, Striker Legendaris AC Milan Dipecat Swedia dan Dicap Bandit

Timnas Swedia resmi memecat eks penyerang AC Milan, Jon Dahl Tomasson, setelah rentetan hasil buruk di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Keputusan PHK untuk pelatih berusia 49 tahun itu diumumkan Federasi Sepak Bola Swedia (SvFF) pada Selasa (14/10/2025) waktu setempat.
Jon Dahl Tomasson kehilangan jabatan setelah membesut tim beralias Blagult sejak 1 Maret 2024.
Kekalahan 0-1 dari Kosovo saat mentas di kandang sendiri, Stadion Ullevi, Senin (13/10/2025), tak bisa dimaafkan.
Sulit menyangka tim penuh potensi seperti Swedia terpuruk di dasar klasemen Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Negaranya Zlatan Ibrahimovic tak pernah menang dan hanya meraih satu angka dari empat pertandingan.
Mereka nyaris mustahil untuk sekadar lolos play-off dari jalur runner-up grup.
Ironis, karena Tomasson dibekali skuad mewah berisikan pemain-pemain top.
Paling ngenes melihat materi lini depan, di mana timnas Swedia memiliki duet bomber mahal nan subur, Alexander Isak dan Viktor Gyokeres.
Isak baru dibeli Liverpool dengan status pemain termahal Liga Inggris berkat tebusan 145 juta euro kepada Newcastle United.
Adapun Gyokeres, sang peraih Sepatu Emas Eropa musim lalu, dibeli Arsenal dari Sporting CP senilai 66 juta euro.
Jika dijumlah, harga beli duet striker eksklusif ini mencapai 211 juta euro atau setara 4 triliun rupiah.
Jangan lupa, Swedia juga memiliki segudang pemain berkualitas oke lainnya macam Victor Lindelof, Anthony Elanga, Roony Bardghji, Lucas Bergvall, sampai Isak Hien dan Yasin Ayari.
Tapi apa yang terjadi di lapangan? Cuma sekelebat aksi-aksi melempem yang tak mencerminkan keganasan duet monster dan sederet talenta penyokong mereka.
Timnas Swedia selalu kalah tanpa sekali pun mencetak gol dalam tiga partai terakhir.
Maret lalu, mereka pun mengalami aib kekalahan dari tim kurcaci Luksemburg pada duel uji coba.
Segala fakta ini membuat federasi membulatkan keputusan memecat JDT, inisal pelatih asal Denmark.
"Selalu sedih harus berpisah, tetapi sepak bola adalah olahraga yang berorientasi pada hasil," ujar Direktur SvFF, Kim Kallstrom.
"Kami melihat bahwa tim ini berada dalam situasi yang tidak kami inginkan."
"Ini adalah industri yang berorientasi pada hasil, tetapi kami memiliki kepercayaan hingga kami tidak mempunyainya lagi."
"Kami harus mundur sejenak dan menganalisis hal ini untuk melihat langkah ke depan," kata mantan pemain Arsenal, dilansir media lokal, Expressen.
Sedari awal, penunjukan Jon Dahl Tomasson memang sudah mengundang kontroversi.
Sebagai legenda top Denmark, negara tetangga mereka, publik Swedia banyak yang tidak menyukai kehadiran pemenang Liga Champions bersama AC Milan itu.
Suporter Blagult ada yang membentangkan spanduk yang isinya menyebut Tomasson 'bandit Denmark' disertai tuntutan untuk dipecat pada laga teraktual.
Tomasson sendiri menyadari posisinya sulit setelah kekalahan dari Kosovo sampai-sampi mengaku dirinya ibarat di neraka.
"Hasil ini mengerikan, ini membunuh kami," ucap sosok yang juga pernah menjadi mesin gol Feyenoord tapi flop di Newcastle.
"Kami lupa bagaimana cara mencetak gol dan saya juga tak tahu kenapa," kata Tomasson lagi.
Sebuah rekor unik tercipta. Situasi ini adalah kali pertama timnas Swedia memecat pelatih di tengah jalan.
Sepanjang sejarah Blagult, para nakhoda mereka selalu meninggalkan tim dalam kondisi habis kontrak maupun mengakhiri kerja sama atas dasar mufakat.
Tatkala masih menjadi pemain, kiprah Tomasson menonjol ketika membela AC Milan (2002-2005).
Ia mempersembahkan 35 gol dalam 114 partai lintas kompetisi dan meraih lima gelar, termasuk juara Serie A 2003-2004 dan Liga Champions 2002-2003.
Posting Komentar