Hafithar: 2 Minggu di Rumah Gibran Setelah Tempuh Jauh ke Sekolah Subuh

Kisah Hafithar: Perjuangan Bocah 8 Tahun Menempuh Pendidikan Lintas Wilayah
Perjalanan seorang anak kelas 1 Sekolah Dasar (SD) menempuh pendidikan sendirian lintas wilayah, bahkan menggunakan transportasi umum sejak subuh, telah menarik perhatian publik. Dialah Hafithar, seorang bocah berusia 8 tahun yang kisahnya menjadi viral. Setiap harinya, Hafithar memulai perjalanannya dari Tangerang menuju SDN Klender 04 di Duren Sawit, Jakarta Timur, menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL). Demi mengejar ketepatan waktu, Hafithar harus berangkat dari rumahnya sejak pukul 04.00 pagi.
Kisah Hafithar yang penuh dedikasi ini tidak hanya menyentuh hati banyak orang, tetapi juga menarik perhatian berbagai pihak, termasuk pihak sekolah dan pemerintah daerah. Kabar terbaru menunjukkan adanya solusi sementara untuk Hafithar, di mana ia kini menumpang di rumah temannya yang bernama Gibran, yang kebetulan tinggal sangat dekat dengan sekolahnya.
Solusi Sementara: Menumpang di Rumah Teman Dekat Sekolah
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN Klender 04, Dwiyanti Lestari, menjelaskan bahwa tawaran untuk menampung Hafithar datang dari salah satu orang tua murid yang juga merupakan teman akrab ibunya. "Akhirnya mamanya menerima tawaran dari salah satu orangtua murid kebetulan teman akrabnya Hafithar bernama Gibran untuk menampung Hafithar selama mungkin kurang lebih dua mingguan," ujar Dwiyanti saat ditemui.
Hafithar mulai menempati rumah Gibran sejak Minggu, 23 November 2025. Pihak sekolah, bersama dengan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur, proaktif menjemput Hafithar dan orang tuanya langsung ke kediaman mereka di Tangerang. "Maka kami pihak sekolah berinisiatif untuk membersamai, menjemput Hafithar dan orangtuanya ke sana, ke daerah Tangerang. Kami sudah jemput kemarin," ungkapnya.
Senin pagi menjadi hari pertama Hafithar merasakan pengalaman berangkat sekolah yang berbeda. Ia kini berangkat bersama Gibran dari rumah temannya, yang hanya berjarak beberapa menit dari SDN Klender 04, sebuah perubahan signifikan dari perjalanan jauh yang biasa ia tempuh.
Baru Seminggu Terakhir Naik KRL Sendiri
Kondisi Hafithar yang harus berjuang keras menempuh pendidikan ini mulai mencuri perhatian publik setelah sebuah video yang memperlihatkan seorang siswa SD di Klender harus berangkat sekolah sendirian menggunakan KRL sejak subuh diunggah ke media sosial. Video tersebut, yang diunggah melalui akun Instagram @Jabodetabek24info, menunjukkan Hafithar menaiki KRL di waktu subuh, menempuh jarak yang cukup jauh untuk mencapai sekolahnya.
Perlu dicatat bahwa Hafithar tidak langsung dilepas untuk berangkat sekolah sendirian dari Tangerang. Sejak awal September 2025, ibunya masih rutin mengantar-jemputnya. "Naiknya itu setelah awal-awal September tapi awal-awalnya memang diantar, diantar jemput sama orang tuanya. Ke sininya mungkin karena memang anaknya mandiri Hafithar ya berani anaknya," jelas Dwiyanti.
Baru sekitar satu minggu terakhir, Hafithar diizinkan untuk berangkat sekolah sendiri. Keputusan ini diambil setelah orang tuanya memastikan Hafithar benar-benar hafal rute KRL dan telah mendapatkan pendampingan yang memadai. "Jadi mungkin mamanya sudah merasa, 'oke kamu bisa nak' dengan diajarkan oleh orang tuanya dan sebagainya, dititipkan juga di setiap petugas-petugas stasiun kemudian ditulis nomor HP dan nomor WA orang tuanya ditaruh juga di tasnya gitu, seperti itu," urai Dwiyanti. Langkah-langkah pencegahan ini menunjukkan betapa seriusnya orang tua Hafithar dalam memastikan keselamatannya.
Rencana Pindah Sekolah ke Dekat Tempat Tinggal Ibu
Meskipun saat ini Hafithar mendapatkan solusi sementara dengan menumpang di rumah temannya, ada rencana jangka panjang yang lebih permanen. Hafithar dipastikan akan pindah sekolah ke kawasan Parung, Kabupaten Bogor. Keputusan ini diambil seiring dengan perubahan status pekerjaan ibunya. Sebelumnya bekerja di Tangerang, kini sang ibu telah mendapatkan pekerjaan baru sebagai asisten rumah tangga di daerah Parung.
"Akhirnya mama Hafithar dan Hafithar itu bersedia untuk pindah di semester dua di dekat rumahnya (Parung), karena pada saat sekarang mamanya sudah mendapatkan pekerjaan di daerah Parung sebagai asisten rumah tangga," ungkap Dwiyanti.
Di Parung, Hafithar akan bersekolah di tempat yang sama dengan anak majikan ibunya. Hal ini dimungkinkan berkat kebaikan hati majikan ibunya yang bersedia mencarikan sekolah untuk Hafithar. "Kebetulan bosnya itu baik ya dan mencarikan sekolah untuk Hafithar nanti bersama-sama dengan anak-anaknya bosnya nanti untuk di semester 2," ujar Dwiyanti. Keputusan ini tentu akan sangat meringankan beban Hafithar dan ibunya, serta memastikan kelangsungan pendidikannya tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
Dikenal Cerdas dan Penuh Kepedulian
Di lingkungan sekolahnya, Hafithar dikenal sebagai anak yang cerdas dan memiliki tingkat kemandirian yang tinggi. Hal ini diakui oleh teman-teman sekelasnya maupun para guru. "Dia dibanding dengan teman-teman yang lain, dia lebih aktif dalam komunikasi," ujar Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah.
Selain kecerdasannya, Hafithar juga menunjukkan kepedulian yang luar biasa terhadap teman-temannya. Salah satu contoh yang diberikan adalah perhatiannya terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan oleh pemerintah. Hafithar seringkali mengingatkan teman-temannya untuk memanfaatkan dan menghabiskan jatah MBG mereka. "Contoh, dia dapat MBG, kan. Teman-teman, ayo nih kita dapat MBG, dimakan dong, pemerintah sudah mengusahakan lo, gitu kan, masa kita nggak mau makan, gitu," tutur Farida, menirukan perkataan Hafithar. Sikap Hafithar ini mencerminkan kedewasaan dan kesadaran sosial yang patut diapresiasi di usianya yang masih sangat muda.
Posting Komentar