News Breaking
MEDKOM LIVE
wb_sunny

Breaking News

Bos Kos Nekat Masuk Sel Polsek Cari Pelaku Curanmor 40 Motor

Bos Kos Nekat Masuk Sel Polsek Cari Pelaku Curanmor 40 Motor

Bos Kos Nekat Masuk Sel Polsek Cari Pelaku Curanmor 40 Motor

Sindikat Curanmor Terorganisir di Mendalo: Kisah Rahman dan Perjuangan Mengungkap Jaringan Gelap

Kawasan Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi, belakangan ini dilanda kekhawatiran mendalam akibat maraknya aksi pencurian kendaraan bermotor. Puluhan warga, terutama mahasiswa yang tinggal di indekos, menjadi korban sindikat yang beroperasi secara sistematis dan terorganisir. Salah satu korban yang gigih berjuang mengungkap jaringan ini adalah Rahman, pemilik rumah indekos yang juga kehilangan motor mahasiswanya.

Rahman tidak tinggal diam melihat motor mahasiswanya raib. Dengan keberanian yang luar biasa, ia nekat mendatangi sel Polsek Jaluko untuk berbicara langsung dengan para tersangka pencurian yang telah ditahan. Dari balik jeruji besi, Rahman mengorek informasi berharga yang kemudian menjadi bekal penting dalam penelusuran awal terhadap sindikat curanmor yang diduga telah menggondol puluhan kendaraan di wilayah Mendalo.

"Semua informasi yang saya dapatkan cocok dengan keterangan para pelaku," ujar Rahman dengan nada prihatin saat menceritakan pengalamannya.

Berbagi Informasi di Grup WhatsApp, Awal Mula Penemuan Pola

Rahman bukanlah satu-satunya korban. Ia tergabung dalam sebuah grup WhatsApp yang beranggotakan puluhan korban curanmor di kawasan Mendalo. Dalam grup tersebut, para korban secara rutin saling bertukar informasi dan pengalaman mengenai modus operandi para pelaku. Pertukaran informasi inilah yang perlahan-lahan menguatkan dugaan bahwa aksi pencurian ini bukanlah perbuatan sporadis, melainkan sebuah gerakan yang terorganisir dengan baik dan memiliki dalang di baliknya.

Beberapa temuan dari rekaman CCTV yang berhasil dikumpulkan para korban semakin memperkuat dugaan ini. Di antaranya adalah pola waktu operasi pelaku yang selalu terjadi di kisaran dini hari hingga menjelang subuh. Selain itu, para pelaku selalu mengenakan pakaian serupa, yaitu jaket dan celana pendek.

Temuan yang paling mencolok adalah kejanggalan pada rekaman CCTV. Dalam beberapa kasus, kamera CCTV selalu "buta" pada saat pelaku membuka pintu garasi. Rekaman baru aktif ketika pelaku sudah berada di dalam. Fenomena ini terjadi berulang kali dan dialami oleh banyak korban, menimbulkan kecurigaan bahwa para pelaku memiliki cara untuk menyadap atau mengganggu sinyal CCTV.

"Biasanya, kamera menangkap semua pergerakan. Tapi malam itu hilang, seperti mereka menyadap sinyal. Semua korban mengalami hal yang sama," ungkap Rahman, semakin yakin akan adanya jaringan yang terorganisir.

Pengakuan Mengejutkan dari Tahanan

Berbekal dugaan kuat tersebut, Rahman kemudian berinisiatif menemui pihak Polsek Jaluko. Dari keterangan Kanit Polsek Jaluko dan Kanit Pidum Polres Muaro Jambi, terungkap bahwa pengakuan para pelaku "pemetik" menyebutkan total delapan motor berhasil mereka ambil. Namun, khusus untuk korban yang tergabung dalam grup WhatsApp, jumlahnya mencapai sekitar 23 unit. Hingga saat ini, baru satu motor yang berhasil ditemukan, yaitu motor milik seorang mahasiswa di indekos Rahman.

Menariknya, motor yang dicuri di tempat Rahman seluruhnya adalah jenis Honda Beat. Sementara itu, motor yang tersisa pada malam kejadian di indekosnya adalah jenis Scoopy yang dilengkapi alarm, satu motor Yamaha matic, dan Honda Blade miliknya. "Motor saya tidak mereka ambil, mungkin karena kondisinya sudah tua," ujar Rahman pasrah.

Rahman kemudian menceritakan momen ketika ia nekat menemui dua tersangka yang ditahan, yaitu Bed dan Eko. Dari percakapannya dengan mereka, Rahman mendapatkan jawaban yang sangat mengejutkan. Eko mengaku bahwa dirinya sebenarnya hanyalah seorang juru masak yang dijanjikan pekerjaan di Jambi. Ia dibawa dari Musi Rawas dengan janji bekerja di sebuah bengkel milik Hendri, yang diduga kuat sebagai pelaku utama dan pemilik bengkel di kawasan Simpang Tiga Telanaipura, Kota Jambi.

"Tapi katanya dia malah dijebak. Disuruh mengantar motor, lalu ikut terseret dalam kasus pencurian motor ini," ungkap Rahman.

Penelusuran Mandiri: Mengungkap Jejak Pelaku Utama

Setelah mendapatkan informasi berharga dari polisi dan para tersangka, Rahman memutuskan untuk melakukan penelusuran mandiri. Lokasi pertama yang ia tuju adalah tempat kontrakan dan tempat usaha Hendri, terduga otak sindikat curanmor.

"Rumah kontrakannya ada di belakang Mitra Bangunan, dekat sungai. Kami sempat datang. Tapi, menurut keterangan istrinya, mereka baru pindah ke situ dua sampai tiga hari sebelumnya," jelas Rahman.

Selanjutnya, Rahman memastikan keberadaan bengkel milik Hendri di Simpang Tiga Telanaipura, Kota Jambi. "Bengkel itu masih buka seperti biasa, karyawannya tetap bekerja. Hanya saja, Hendri-nya tidak ada. Saya juga sempat bertemu dengan pemilik kontrakan di sana. Semua informasi yang didapat sangat cocok dengan keterangan para pelaku," katanya.

Hasil penelusuran mandiri ini semakin memperkuat keyakinan Rahman bahwa jaringan curanmor yang beraksi di Mendalo bergerak dengan sangat rapi dan terstruktur. "Pelaku ini bukan orang sembarangan. H (Hendri) itu sangat paham dunia motor, kunci-kunci, dan modifikasi. Dia bisa saja dijadikan otak untuk memudahkan jaringan mereka dalam memasarkan motor hasil curian," tegas Rahman.

Kesulitan Polisi di Sungai Nibung: Jerat Kampung yang Berbahaya

Selain memaparkan hasil penelusurannya, Rahman juga menjelaskan kendala utama yang dihadapi pihak kepolisian dalam mengungkap kasus ini. Berdasarkan keterangan polisi, penyidikan kasus curanmor di Mendalo mengarah pada sebuah lokasi bernama Sungai Nibung, di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan.

"Menurut Kanit, motor-motor hasil curian itu dibawa ke sebuah kampung bernama Sungai Nibung. Masalahnya, kampung itu hanya memiliki akses melalui satu jembatan kecil. Begitu ada orang asing masuk, warga setempat langsung memberitahu para pelaku. Akibatnya, polisi sangat kesulitan untuk masuk ke dalam kampung tersebut," ungkap Rahman.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa menurut keterangan penyidik, hampir seluruh warga di lokasi tersebut diduga memiliki senjata api rakitan. "Ini sangat berbahaya bagi keselamatan anggota polisi jika mereka nekat masuk ke dalam. Oleh karena itu, polisi memilih untuk menunggu para pelaku keluar dari kampung tersebut," jelas Rahman.

Rahman berharap pihak kepolisian dapat segera menangkap Hendri beserta dua pelaku lain yang masih buron. Ia berharap agar motor-motor milik mahasiswa dan warga Jaluko dapat segera ditemukan. "Kasihan anak-anak kos, kasihan para korban lainnya. Motor itu bukan sekadar kendaraan, melainkan alat utama mereka untuk kuliah, bekerja, dan menjalankan aktivitas sehari-hari," ujarnya dengan nada prihatin.

Kekhawatiran Warga dan Mahasiswa: Menanti Keamanan yang Lebih Baik

Pasca hilangnya empat motor sekaligus di indekosnya, Rahman mengaku bahwa warga kini hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Mereka sangat berharap adanya pengamanan yang lebih serius dari pihak kepolisian. Rahman menilai bahwa penambahan pos polisi atau kehadiran tim patroli yang mobile di sekitar kawasan kampus yang padat aktivitas mahasiswa sangatlah krusial.

"Harapan saya sangat, sangat penting. Kalau bisa, ditambah pos polisi atau ada tim respons cepat. Jika kami melihat ada pelaku beraksi, ada nomor darurat yang bisa dihubungi dan polisi bisa langsung datang ke lokasi," harap Rahman.

Ia menambahkan bahwa warga dan pemilik kos seringkali merasa bingung dan tidak berdaya ketika mendapati pelaku beraksi di depan mata. "Mereka ini jumlahnya banyak dan terorganisir. Mau bertindak sendiri pun kami sangat takut," katanya.

Meskipun pencurian barang-barang lain jarang terjadi, kasus curanmor di kawasan tersebut terus meningkat. Rahman menyebutkan bahwa kos di sebelahnya juga pernah dibobol pelaku sebelumnya, namun kasus tersebut hingga kini belum terungkap. "Motor memang sangat rentan menjadi sasaran pencurian. Barang-barang lain alhamdulillah aman," ucapnya.

Aksi pencurian ini juga berdampak pada kepercayaan orang tua mahasiswa terhadap tingkat keamanan kos-kosan di Mendalo. "Ini tentu saja berdampak pada ekonomi kami. Namun, terlepas dari itu semua, saya yakin rezeki sudah diatur oleh Allah. Yang terpenting bagi kami saat ini adalah keamanan," ujar Rahman.

Harapan Besar untuk Tindakan Tegas

Rahman menyampaikan harapan terbesarnya kepada Kapolda Jambi, Kapolri, hingga Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk segera turun tangan menangani masalah ini. "Ini sudah menjadi masalah lama. Dari grup kami saja, ada sekitar 23 motor hilang dalam dua pekan terakhir. Dari pengakuan pelaku, total ada sekitar 60 unit motor yang beredar di daerah Sungai Nibung," jelasnya.

Menurut Rahman, kawasan Sungai Nibung telah menjadi markas sindikat dan pusat peredaran motor curian. Kepolisian mengalami kesulitan untuk melakukan penindakan karena akses masuk ke kampung tersebut dijaga ketat oleh warga dan diduga banyak kepemilikan senjata api rakitan, yang membuat operasi penegakan hukum berisiko tinggi bagi anggota.

"Saya sangat berharap agar kampung itu segera digerebek. Semua barang bukti curanmor dari Mendalo katanya ada di sana. Jika sindikat besar ini tidak segera diungkap, mereka bisa saja melakukan tindakan yang lebih jauh lagi," tegas Rahman.

Ia juga mendesak aparat untuk segera mengungkap otak pelaku bernama Hendri yang hingga kini masih buron. "Pelaku sudah ada yang tertangkap, satu motor juga sudah berhasil dikembalikan. Seharusnya tiga motor lainnya bisa terungkap. Namun, karena otaknya belum tertangkap, kasus ini menjadi menemui jalan buntu," katanya.

Di akhir percakapannya, Rahman menyampaikan harapannya dengan suara berat. "Kami di Mendalo ini merasa jauh dari rasa aman. Ribuan mahasiswa beraktivitas setiap hari di sini. Tolong Bapak Kapolri, Bapak Presiden, bantu kami. Jangan biarkan keamanan di kampus sebesar ini lemah seperti sekarang ini," ujarnya dengan penuh harap.

Modus Operandi yang Berubah-ubah

Kapolsek Jaluko, Iptu Chandra, membenarkan adanya puluhan laporan pencurian motor selama 11 bulan masa jabatannya. Sejauh ini, delapan unit motor berhasil diamankan berkat kolaborasi antara Polsek Jaluko dengan Polda, Polsek Kota Baru, Polsek Jelutung, serta Polres Muaro Jambi. Seorang penadah asal Musi Rawas juga telah ditangkap. Dua tersangka pencuri kini telah ditahan, sementara dua pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

"Para pelaku ini sebagian besar berasal dari luar Jambi, tepatnya dari Sumatera Selatan. Mereka menjadikan pencurian motor sebagai mata pencaharian utama," ungkap Iptu Chandra.

Modus operandi para pelaku diketahui terus berubah-ubah. Ada yang langsung membawa motor hasil curian ke luar daerah menggunakan joki, ada pula yang menitipkan motor curian di semak-semak sebelum dijemput oleh mobil. Polsek Jaluko bahkan pernah menemukan motor jenis KLX yang disembunyikan pelaku di semak-semak sebelum rencananya diangkut oleh penadah.

Identifikasi Polsek Jaluko: * Pelaku berasal dari luar Jambi, khususnya dari Sumatera Selatan. * Penadah berasal dari Musi Rawas, Sumatera Selatan. * Beberapa pelaku menggunakan joki untuk membawa motor curian ke luar daerah. * Ada pula modus menitipkan motor hasil curian di semak-semak sebelum dijemput mobil. * Pihak kepolisian mengalami kesulitan saat melakukan penyelidikan di Sungai Nibung, Muratara, Sumatera Selatan.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar