Prestasi Prof Heri Hermansyah Bawa UI Masuk 200 Besar Dunia

Ringkasan Berita:
- Rektor Universitas Indonesia, Prof. Heri Hermansyah, memperoleh penghargaan AFEO Honorary Fellow.
- Prof Heri dianggap memiliki kontribusi yang luar biasa dalam mengembangkan dunia keinsinyuran dan pendidikan tinggi.
- UI yang dipimpin oleh Prof. Heri mencatatkan prestasi akademik dan menciptakan sejarah baru dalam pengakuan internasional.
- Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., menerima gelar AFEO Honorary Fellow dari ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO) pada Jumat (31/10/2025).
Heri Hermansyah dianggap telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam mengembangkan dunia teknik dan pendidikan tinggi.
AFEO atau Federasi Organisasi Teknik ASEAN merupakan lembaga non-pemerintah.
Anggota terdiri dari lembaga dan organisasi teknis negara-negara ASEAN yang bertujuan utama untuk memperkuat kepercayaan dan saling pemahaman.
Selain itu, menentukan dan mengembangkan standar dasar ASEAN untuk profesi teknik dengan tujuan memudahkan perpindahan insinyur antar negara anggota ASEAN.
Penghargaan terkemuka ini disematkan kepada tokoh-tokoh di kawasan Asia Tenggara yang memiliki komitmen kuat dalam bidang tersebut.
Prof Heri, lulusan Universitas Tohoku Jepang, bergabung dengan kalangan insinyur dan akademisi terkemuka yang telah memberikan pengaruh signifikan di tingkat regional.
Prof. Heri termasuk di antara sedikit tokoh Indonesia yang mendapatkan penghargaan ini.
Prestasi Prof Heri Hermansyah
Penghargaan diberikan kepada Prof Heri dalam Konferensi Federasi Organisasi Teknik ASEAN (CAFEO) yang tahun ini diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Jumat (30/10/2025).
"Penyerahan penghargaan ini saya dedikasikan kepada seluruh komunitas akademik Universitas Indonesia. Karena keberhasilan ini bukan berasal dari usaha individu, melainkan kolaborasi semua pihak di UI yang terus mempertahankan integritas, inovasi, dan kualitas," kata Prof. Heri dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (31/11/2025), dilaporkan oleh Tribunnews.com.
Heri menyatakan pengakuan ini juga menjadi tanggung jawab untuk memperkuat posisi UI sebagai universitas riset terkemuka yang berkontribusi dalam pembangunan nasional dan regional.
"Hasil ini memperkuat reputasi kampus sebagai pusat unggulan dalam bidang pendidikan teknik dan keinsinyuran," kata Heri.
Dibawah kepemimpinan Prof. Heri, UI tidak hanya mencatatkan prestasi akademik, tetapi juga membuka sejarah baru dalam pengakuan internasional.
Tahun ini, Universitas Indonesia mampu masuk dalam peringkat 200 besar dunia berdasarkan QS World University Rankings 2025, serta berada di posisi teratas di Tanah Air.
Tindakan strategis yang dilakukan Prof. Heri, mulai dari perbaikan sistem pengelolaan akademik, penguatan penelitian kolaboratif antar fakultas, hingga percepatan publikasi ilmiah, menjadi dasar yang mendorong UI mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Dalam jangka dua tahun terakhir, jumlah publikasi internasional Universitas Indonesia meningkat secara signifikan, sementara citra akademik kampus semakin dihargai di skala global.
Dijelaskan oleh Prof Heri, AFEO Honorary Fellow ini menjadi simbol keyakinan bahwa kepemimpinan akademik yang visioner dapat berjalan bersama dengan kontribusi profesional yang memiliki dampak luas.
Gelar ini juga menggambarkan semangat kerja sama antar negara dalam menciptakan ekosistem keinsinyuran yang berkelanjutan, menyeluruh, dan berfokus pada masa depan.
"Semoga penghargaan ini menjadi motivasi bagi seluruh komunitas akademik untuk terus berinovasi, bekerja dengan penuh semangat, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Kami berharap UI menjadi tempat yang menyambut ide-ide besar, yang menghidupkan semangat kemajuan bangsa," ujar Prof. Heri.
Selain terkenal sebagai akademisi dan peneliti, Prof. Heri juga merupakan seorang insinyur profesional dengan pengalaman panjang dalam bidang bioprocess engineering. Ia memperoleh gelar doktor dari Tohoku University, Jepang, dan diakui sebagai salah satu pelopor penelitian pengembangan teknologi bahan bakar ramah lingkungan serta bioproduk berbasis mikroba di Indonesia.
Partisipasinya dalam berbagai konsorsium penelitian ASEAN membuatnya menjadi tokoh yang tidak hanya berpengaruh di lingkungan akademik, tetapi juga dalam pembuatan kebijakan inovasi regional maupun global.
Bagi banyak pihak di dalam kampus, penghargaan ini bukan hanya sekadar apresiasi. Ini merupakan bukti nyata bahwa komitmen terhadap ilmu pengetahuan dan kontribusi terhadap profesi akan selalu mendapatkan pengakuan yang layak.
Di tengah persaingan global yang semakin sengit, kepemimpinan seperti Prof. Heri menunjukkan bahwa integritas, visi, serta keberanian dalam berinovasi merupakan kunci untuk membawa universitas, serta negara, menuju masa depan yang lebih baik.
Pencapaian ini memperkuat satu hal: Universitas Indonesia bukan hanya berada di garis depan pendidikan akademik, tetapi juga menjadi simbol keunggulan, tempat lahirnya para pemimpin dan pemikir yang berkontribusi di panggung internasional.
Profil Prof Heri Hermansyah
Prof Heri Hermansyah kini menjabat sebagai Rektor Universitas Indonesia (UI) selama masa jabatan 2024 hingga 2029.
Mengutip Wikipedia, Prof Heri secara resmi menjabat sebagai rektor UI pada 4 Desember 2024.
Sebelum menjabat sebagai rektor, Prof Hero pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik (FT) UI.
Heri Hermansyah lahir pada tanggal 8 Januari 1976 (berusia 49 tahun) di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.
Heri menikahi Isri Nur Asri dan memiliki tiga orang anak.
Prof Heri adalah seorang ilmuwan di bidang Teknik dan Guru Besar di bidang Rekayasa Proses Bioreaksi dari Indonesia.
Ia menempuh pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukabumi.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 1994, Heri melanjutkan studi perguruan tinggi di bidang Teknik Gas dan Petrokimia di Universitas Indonesia.
Heri meraih penghargaan sebagai Mahasiswa Terbaik di Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia angkatan 1994 selama tiga tahun berurutan mulai dari tahun 1995 hingga 1997 serta mendapatkan gelar mahasiswa berprestasi dalam bidang penalaran Universitas Indonesia pada tahun 1998.
Setelah empat tahun menempuh pendidikan, ia lulus pada tahun 1998 dengan gelar Sarjana Teknik.
Heri melanjutkan studi magister dan doktornya di bidang Teknik Kimia di Universitas Tohoku, Jepang.
Ia mendapatkan beasiswa dari Panasonic untuk menempuh pendidikan magister antara tahun 2000 hingga 2003 dan beasiswa dari Hitachi untuk program doktoral pada periode tahun 2003 hingga 2006.
Heri adalah Dosen Kepala termuda di Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang dilantik pada tanggal 19 Juni 2013 ketika berusia 37 tahun.
Selama menjabat sebagai Dekan, Heri berhasil menjadikan Fakultas Teknik Universitas Indonesia sebagai kampus teknik terkemuka berdasarkan peringkat Times Higher Education (THE) pada tahun 2023 dan 2024.
Selain itu, selama masa kepemimpinannya, Program Studi Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro UI menduduki peringkat terbaik di Indonesia menurut pemeringkatan QS.
Heri menginisiasi pembangunan berbagai infrastruktur pendukung di Fakultas Teknik, termasuk Gedung Interdisciplinary Engineering (IDE), yang didalamnya terdapat laboratorium penelitian lanjutan lintas disiplin teknik untuk bidang transisi energi, biosistem dan bioengineering, serta smart city.
Selain itu, dalam rangka mengelola program studi interdisiplin, Heri mendirikan departemen baru ke-8 di FTUI, yaitu Departemen Interdisiplin Keteknikan (DIK).
Heri memulai karier pertamanya sebagai karyawan di sebuah perusahaan perdagangan internasional sebelum kembali ke universitas tempat ia dulu menempuh pendidikan sebagai tenaga pengajar. Ia secara resmi menjabat sebagai dosen muda di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia mulai 1 Maret 1999.
Selain mengajar dan melakukan penelitian, ia memperoleh beberapa tanggung jawab untuk menjabat berbagai posisi struktural secara bertahap.
Di tingkat departemen, Heri pernah menjabat sebagai Ketua Kelompok Penelitian Rekayasa Industri Bioproses, Direktur Unit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat Teknik Gas serta Petrokimia (UPPM TGP), serta Ketua Program Studi Teknik Bioproses.
Heri ditunjuk sebagai Manajer Kerjasama, Kemahasiswaan, Alumni, dan Ventura.
Berhasil dalam bidang fakultas, ia kemudian ditunjuk sebagai Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia pada periode 2016 hingga 2019.
Pada tingkat universitas, Heri diangkat sebagai Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual di Kementerian Riset dan Teknologi-Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek–BRIN) mulai tahun 2020 hingga 2021 sebelum ditunjuk sebagai dekan pada tahun 2022.
Heri berperan aktif dalam organisasi profesi Asian Federation of Biotechnology (AFOB) sebagai anggota dewan penasihat pada periode 2012 hingga 2021, dan terakhir menjabat sebagai Wakil Presiden AFOB sejak tahun 2021 hingga saat ini.
(Tribunnews.com/Hasanudin Aco/)
Posting Komentar